Pemahaman Pendidikan Agama yang sebenarnya
Pendidikan merupakan sebuah usaha yang berjalan secara terus- menerus untuk menjadikan manusia ( warga) mencapai taraf kemakmuran selain itu pendidikan juga merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap masyarakat membutuhkan pendidikan hingga kapanpun serta dimanapun dia terletak. Pendidikan mempunyai perananyang sangat berarti, karena tanpa pendidikan manusia hendak susah tumbuh serta bahkan akan terbelakang yang berujung pada keterpurukan.
Dengan demikian pendidikan khususnya pendidikan agama Islam harus betul- betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing. Melalui pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif masa saat ini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntutan karena pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dan kesimpulannya, melalui pendidikan hendak diresmikan langkah- langkah yang hendak diseleksi masa saat ini selaku upaya mewujukan aspirasi serta harapan di masa depan.
Antara sistem pendidikan di Indonesia serta pendidikan di Negeri maju tidak bisa disamakan akan tetapi Negara maju dijadikan sebagai penyemangat karena tiap- tiap Negeri memiliki kultur yang berbeda. Pendidikan wajib dibawa dalam rangka mengoptimalkan kemampuan peserta didik untuk memiliki sifat kreatif, kritis dan tanggap terhadap kasus kehidupan. Dewasa ini, kita tengah melewati sebuah periode peralihan dan perkembangan penting yang mencakup banyak aspek kehidupan kita.
Berangkat dari sinilah, selain memberikan pengetahuan universal, para pendidik sedapat mungkin harus berusaha mengisi jiwa partisipan didik dengan nilai moral serta agama supaya jadi tokoh di masa depan, yang mempunyai kepribadian yang unik tanpa wajib menggoncangkan jiwa mereka. Sesuatu kumpulan manusia tidak bisa jadi bisa hidup, bangkit serta bergerak bila merekatidak memiliki sandaran nilai- nilai yang bersumber dari agama dan tradisi- tradisi mereka, perihal itu diakibatkan sebab nilai- nilai itu umumnya menyebabkan terbentuknyakeyakinan yang sehat dan pengetahuan umum yang luas.
Sebab pengetahuan umum yang luas serta terus berembang hendak sangat berguna untuk kehidupan serta kemampuans eseorang. Spiritual yang juga terus bekembang dengan mantap akan dapat menjaga darikesalahan serta kekeliruan.
Dengan perpaduan pendidikan umum dan pendidikan agama akan memunculkan karakter siswa yang tangguh, yang sanggup menguasai seluruh suatu dengan hatinya dan menyayangi kehidupan dengan akalnya, hingga dia hendak jadi generasi opsi yangbisa diandalkan. Sebab dalam pandngan nilai- nilai spiritual Islam, energi kepemimpinan seseorang itu terdapat pada kekuatan ide yang dipadu dengan kelembutan perasaan.
Dansiapa juga yang mempunyai kekuatan ini secara mantap, dia hendak mampu mengendalikan langkah- langkah kekuatan emosi serta kekuatan nafsu yang terdapat pada dirinya. Pendidikan Masa Depan Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap masyarakat membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia terletak. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting maksudnya, karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang yang berujung pada keterpurukan.
Dengan demikian pendidikan wajib betul- betul ditunjukan buat menciptakan manusia yang bermutu serta sanggup bersaing, di samping mempunyai budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Oleh karena itu, dalam setiap pendidikan pengetahuan harus ada pendidikan moral serta pembinaan karakter yang sehat. Bawah serta tujuan pendidikan moral umumnya didetetapkan oleh pemikiran hidup dari lembaga pendidikan itu sendiri, selain itu juga harus sesuai dengan dasar dan tujuan negeri.
Kalau negara itu berdasarkan Demokrasi, maka pendidikan yang dilakukan terhadap anak- anak jugabertujuan membina jiwa demokrasi. Begitu juga halnya kalau negara itu berdasarkan Otokratis, Ketuhanan. Prinsip penyelenggaraan pendidikan selaku mana yang tercantum dalam UU Nomor. 20 tahun 2003 kalau pendidikan diselenggarakan secara demokratis serta berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Dari prinsip diatas dapatdisimpulkan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan harus memperhatikan nilaikulturan, nilai keagamaan dan semua kompenen masyarakat tanpa adanyadiskriminatif.
Penafsiran Agama secara Umum Beberapa acuan yang berkaitan dengan kata“ Agama” pada biasanya; berdasarkan Sansekerta yang menampilkan terdapatnya kepercayaan manusia bersumber pada Wahyu Illahi dari kata A- GAM- A, awalan A berarti “ tidak” dan GAM berarti “ pergi atau berjalan, sedangkan akhiran A bersifat menguatkan yang kekal, dengan demikian “ agama: berartipedoman hidup yang kekal” Bersumber pada kitab, SUNARIGAMA yang menimbulkan 2 sebutan;
AGAMA danUGAMA, agama berasal dari kata A- GA- MA, huruf A berarti“ awang- awang, kosongatau hampa”, GA berarti“ genah ataupun tempat” serta MA berarti“ matahari, cerah ataubersinar”, sehingga agama dimaknai sebagai ajaran untuk menguak rahasia misteriTuhan, sebaliknya sebutan UGAMA memiliki arti, U ataupun UDDAHA yang berarti“ tirta ataupun air suci” serta kata GA ataupun Gni berarti“ api”, sebaliknya MA ataupun Maruta berarti“ angin atau hawa” sehingga dalam hal ini agama berarti sebagai upacara yang harusdilaksanakan dengan fasilitas air, api, kidung kemenyan ataupun mantra.
Berdasarkan kitab SADARIGAMA dari bahasa sansekerta IGAMA yangmengandung makna I ataupun Iswara, GA berarti Jasmani ataupun badan serta MA berarti Amarthaberarti“ hidup”, sehingga agama berarti Ilmu guna menguasai tentang hakikat hidup dankeberadaan Tuhan. C. Kedudukan serta Tujuan Agama untuk Kehidupan1. Kedudukan AgamaAda sebagian alibi tentang kenapa agama itu sangat berarti dalam kehidupanmanusia, antara lain merupakan:
- Karena agama ialah sumber moral
- Karena agama ialah petunjuk kebenaran
- Karena agama ialah sumber data tentang permasalahan metafisika.
- Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, ataupun di kala duka. Manusia semenjak dilahirkan ke dunia ini dalam kondisi lemah serta tidak berdaya, sertatidak mengenali apa- apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al- Nahl( 16): Allah menghasilkan kalian dari perut ibumu dalam kondisi tidak ketahui apa- apa. Diamenjadikan untukmu rungu, penglihatan serta hati, namun sedikit di antara merekayang mensyukurinya.
- Godaan serta rayuan yang berysaha menarik manusia ke dalam area kebaikan, yang menurut istilah Al- Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut denganmalak Al- hidayah ialah kekuatan- kekuatan yang berupaya menarik manusia kepadahidayah ataukebaikan.
- Godaan serta rayuan yang berupaya memperdayakan manusia kepada kejahatan, yangmenurut sebutan Al- Gazali dinamakan malak al- ghiwayah, ialah kekuatan- kekuatanyang berupaya menarik manusia kepada kejahatanDisinilah letak guna agama dalam kehidupan manusia, ialah membimbing manusiakejalan yang baik serta menghindarkan manusia dari kejahatan ataupun kemungkaran.
- Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa( tahuit).
- Mengatur kehidupan manusia di dunia, agar kehidupan teratur dengan baik, sehingga bisa menggapai kesejahterahan hidup, lahir serta batin, dunia serta akhirat.
- Menjunjung besar serta melakukan peribadatan cuma kepada Allah.
- Menyempurnakan akhlak manusia. Menurut para peletak dasar ilmu sosial seperti Max Weber, Erich Fromm, dan Peter L Berger, agama ialah aspek yang sangat berarti dalam kehidupan manusia.
Yang lebih sial lagi, di antara elite agama ( terutama Islam dan Kristen yang ekspansionis), banyak diantaranya yang berambisi ingin mendakwahkan atau menebarkan misi ( baca, mengekspansi) seluas- luasnya kepercayaan agama yang dipeluknya. Serta, para elite agamaini juga pastinya sangat teliti serta tidak hendak menyia- nyiakan kedudukan signifikan dari negarasebagaimana yang dikatakan Hobbes di atas.
Hingga, kloplah, politisasi agama menjadiproyek kerja sama antara politisi yang mabuk kekuasaan dengan para elite agama yangjuga mabuk perluasan kepercayaan. Tetapi, butuh dicatat, dalam proyek“ kerja sama” initentunya para politisi jauh lebih lihai dibandingkan elite agama. Dengan retorikanya yang memabukkan, mereka tampak( seolah- olah) jadi elite yang sangat relijius yang mengupayakan penyebaran dakwah( misi agama) lewat jalan politik.
Sementara itu sangat jelas, yang terjalin sesungguhnya merupakan politisasi agama. Di tangan penguasa ataupun politisi yang ambisius, agama yang lahir untuk membimbing ke jalan yang benar disalahfungsikan menjadi alat legitimasi kekuasaan; agama yang mestinya bisa mempersatukan umat malah dijadikan alat untuk mengkotak- kotakkan umat, ataubahkan dijadikan dalil buat memvonis pihak- pihak yang tidak sejalan sebagai kafir, sesat, dan tuduhan jahat yang lain, disfungsi atau penyalahgunaan fungsi agama inilah yang seyogianya diperhatikan oleh segenap ulama, baik yang ada di organisasi- organisasi Islam semacam MUI.
Ulama harus mempu mengembalikan fungsi agama karena Agama bukan barang yang wajib dipunyai, melainkan nilai yang menempel dalamhati. Kenapa kita kerap khawatir kehabisan agama, sebab agama kita miliki, bukan kita internalisasi dalam hati. Agama tidak berperan sebab lepas dari ruang batinnya yanghakiki, ialah hati( kalbu). Seperti itu karena, kenapa Rasulullah SAW sempat menegaskan bahwa seluruh tingkah laku manusia ialah pantulan hatinya. Apabila hati telah rusak, rusak pula kehidupan manusia.
Hati yang rusak merupakan yang lepas dari agama. Dengan kata lain, hanya agama yang diletakkan di relung hati yang bisa diobjektifikasi, memancarkan kebenaran dalam kehidupan tiap hari. Sayangnya, kita lebih suka meletakkan agama di arena yang lain baik di panggung ataupun di kibaran bendera, bukan direlung hati.
Komentar
Posting Komentar